
Muatan Lokal (Mulok) pada Kurikulum Merdeka Belajar
Muatan lokal (mulok) merupakan program pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang materi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, serta kebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh peserta didik di masing-masing daerah.
Pada Kurikulum Merdeka Belajar, mata pelajaran muatan lokal diajarkan dengan tujuan:
1.Memperkenalkan setiap siswa kepada lingkungan sendiri,
2.Ikut melestarikan budaya daerahnya yang termasuk kerajinan,
3.Keterampilan yang menghasilkan nilai ekonomi di daerahnya,
4.Memberikan siswa bekal kemampuan,
5.Keterampilan untuk hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, serta
6.Dapat menolong diri sendiri dan juga orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup
Cara mengintegrasikan muatan lokal ke dalam kurikulum merdeka dapat dilakukan melalui tiga metode.
1.Mengintegrasikan materi muatan lokal dengan mata pelajaran lain.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menetapkan materi muatan lokal yang dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya. Tentunya dalam mata pelajaran tertentu yang termasuk dalam kelompok B pada struktur kurikulum, yaitu mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), serta Prakarya. Dengan begitu, materi muatan lokal dapat diberikan sebagai bagian dari mata pelajaran tersebut, dengan menggunakan waktu yang telah disediakan.
3.Mengintegrasikan muatan lokal dalam tema proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengintegrasikan materi muatan lokal dalam rangka proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Misalnya, proyek pembelajaran dengan tema wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan lokal, proyek pembelajaran dengan tema perubahan iklim dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di wilayah tersebut, dan sebagainya.
3.Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian program intrakurikuler.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian program intrakurikuler. Misalnya, diadakan mata pelajaran khusus bahasa dan budaya daerah, kemaritiman, pariwisata daerah, dan sebagainya, sesuai potensi daerah masing-masing. Dalam hal tersebut, beban belajar yang digunakan maksimum 72 Jam Pelajaran (JP) per tahun atau 2 JP per minggu